Happy Kamper

gaya belajar kinestetik

Pernahkah Mams melihat si kecil tak bisa diam saat belajar? Tangan selalu ingin menyentuh sesuatu, kaki tak berhenti bergerak, dan ia tampak paling bersemangat ketika belajar sambil bermain? Nah, bisa jadi ia memiliki gaya belajar kinestetik.

Gaya belajar ini membuat anak lebih mudah memahami sesuatu lewat gerakan fisik, pengalaman langsung, dan aktivitas motorik. Buat Mama Papa yang sedang mencari pendekatan belajar yang cocok untuk anak aktif, memahami gaya belajar kinestetik bisa menjadi langkah awal yang penting. Yuk, kita kupas lebih dalam tentang tipe belajar yang seru ini!

Apa Itu Gaya Belajar Kinestetik?

Gaya belajar kinestetik adalah cara belajar yang melibatkan tubuh dan gerakan sebagai media utama untuk menyerap informasi. Anak-anak dengan gaya belajar ini biasanya lebih peka terhadap apa yang mereka lakukan secara fisik dibandingkan hanya mendengarkan atau melihat saja.

Menurut Thomas Armstrong, pakar pendidikan dan penulis buku Multiple Intelligences in the Classroom, gaya belajar kinestetik berkaitan erat dengan bodily-kinesthetic intelligence, yaitu kecerdasan yang ditunjukkan lewat keahlian fisik seperti koordinasi tangan dan mata, serta gerakan tubuh secara umum. Anak-anak dengan kecerdasan ini cenderung menyukai aktivitas seperti menari, olahraga, atau merakit sesuatu secara langsung.

Sementara itu, Neil Fleming, penggagas model VARK (Visual, Auditory, Reading/Writing, Kinesthetic), menjelaskan bahwa pelajar kinestetik akan lebih optimal dalam memahami konsep jika mereka terlibat secara fisik—misalnya lewat eksperimen, praktik langsung, atau bermain peran.

Jadi, jika anak Mams lebih suka “turun langsung ke lapangan” daripada duduk diam di meja belajar, bisa jadi ia adalah seorang pelajar kinestetik sejati.

Ini Dia Ciri dan Karakteristik Anak dengan Gaya Belajar Kinestetik

Tapi, bagaimana ya cara membedakan mana yang memang kinestetik dan mana yang hanya aktif sesaat? Untuk membantu Mams mengenali gaya belajar anak, mari kita lihat ciri-ciri khas pelajar kinestetik berikut ini.

Anak dengan gaya belajar kinestetik memiliki pola belajar yang unik. Mereka senang bergerak, mencoba dan menyentuh. Mereka umumnya lebih gampang fokus justru saat mereka terlibat secara fisik dalam proses belajar. Berikut ini  adalah 15 ciri atau karakteristik yang umum dijumpai:

  1. Lebih mudah mengingat sesuatu jika sambil bergerak atau melakukan aktivitas.
  2. Sering menyentuh benda atau alat bantu saat belajar.
  3. Suka membongkar atau merakit barang.
  4. Menggunakan gerakan tangan saat menjelaskan sesuatu.
  5. Belajar lebih baik melalui praktik dibanding teori.
  6. Tidak bisa duduk diam dalam waktu lama.
  7. Suka permainan yang melibatkan tubuh, seperti olahraga atau menari.
  8. Gemar bermain peran atau drama.
  9. Sulit berkonsentrasi dalam pembelajaran yang hanya berbasis audio atau teks.
  10. Menyukai aktivitas seni yang melibatkan tangan, seperti melukis, meronce, atau membuat kerajinan.
  11. Cepat bosan jika tidak ada gerakan dalam proses belajar.
  12. Cenderung mempelajari sesuatu melalui coba-coba.
  13. Responsif terhadap aktivitas belajar berbasis permainan (game-based learning).
  14. Lebih suka eksperimen daripada mendengarkan instruksi.
  15. Mudah memahami konsep matematika atau sains jika diajarkan lewat alat peraga.

Nah, jika si kecil di rumah memiliki sebagian besar dar ciri-ciri di atas ini, kemungkinan besar ia memiliki gaya belajar kinestetik ya Mams. Dengan mengenali karakter ini, Mama Papa bisa mulai menyesuaikan pendekatan belajar agar ia makin semangat dan percaya diri.

Manfaat Gaya Belajar Kinestetik

Mams, setelah mengenal ciri-ciri anak kinestetik, sekarang saatnya memahami kenapa penting sekali untuk mendukung cara belajar unik mereka. Ternyata, ketika anak belajar sesuai dengan gaya belajarnya—dalam hal ini gaya belajar kinestetik—mereka bisa berkembang lebih optimal, baik secara akademik maupun emosional.

Berikut ini beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh anak ketika gaya belajar kinestetik diterapkan dengan tepat:

  • Dalam proses belajar yang melibatkan gerakan tubuh, anak lebih mudah memahami konsep abstrak. Misalnya, belajar matematika dengan balok atau alat bantu konkret membuat anak cepat memahami operasi angka.
  • Dengan metode belajar aktif, anak jadi lebih fokus dan tidak mudah bosan. Mereka tidak merasa ‘terjebak’ dalam rutinitas belajar yang monoton karena selalu ada unsur eksplorasi fisik.
  • Ketika diberi ruang untuk bergerak, anak kinestetik merasa dihargai dan lebih percaya diri. Mereka tidak dianggap “tidak bisa diam”, melainkan dipahami sebagai anak dengan kecerdasan gerak yang kuat.
  • Melalui kegiatan fisik, anak belajar keterampilan motorik halus dan kasar secara bersamaan. Ini bisa sangat bermanfaat untuk perkembangan fisik dan koordinasi tubuhnya.
  • Dengan gaya belajar aktif, anak bisa mengembangkan keterampilan sosial dan kerja tim lebih baik. Banyak aktivitas kinestetik yang bersifat kolaboratif—seperti permainan kelompok atau simulasi—yang melatih interaksi sosial secara alami.

Dengan memahami manfaat ini, Mama Papa bisa lebih yakin untuk memberi dukungan maksimal pada proses belajar si kecil.

Strategi dan Contoh Penerapan Gaya Belajar Kinestetik

Pertanyaan berikutnya adalah, “Lalu, bagaimana cara menerapkannya di rumah atau sekolah?” Nah, gaya belajar kinestetik sangat fleksibel untuk diterapkan, baik dalam suasana belajar formal maupun santai. Kuncinya adalah memberi ruang bagi si kecil untuk bergerak, menyentuh, mencoba, dan mengalami langsung proses belajarnya.

Berikut ini tiga strategi dan contoh penerapan yang bisa Mams coba:

1. Belajar Lewat Permainan Interaktif

Belajar Lewat Permainan Interaktif

Salah satu strategi paling efektif adalah menyisipkan unsur bermain ke dalam sesi belajar. Anak kinestetik sangat senang belajar sambil bermain—bukan sekadar duduk dan mencatat.

Contohnya, saat belajar huruf atau angka, gunakan balok huruf, kartu alfabet, atau puzzle. Saat belajar kosa kata bahasa Inggris, Mams bisa bermain “Simon Says” atau tebak kata dengan gerakan tubuh. Permainan seperti ini membantu anak menyerap informasi secara aktif dan menyenangkan.

2. Gunakan Alat Peraga atau Benda Nyata

Alih-alih menjelaskan secara verbal saja, bantu anak memahami konsep dengan alat bantu visual dan nyata. Untuk pelajaran sains, ajak anak melakukan eksperimen sains sederhana seperti membuat gunung berapi mini. Untuk matematika, gunakan kancing, biji-bijian, atau balok warna untuk berhitung.

Melalui metode ini, anak belajar sambil meraba, menyusun, memindahkan, dan mengamati langsung objeknya. Ini membuat proses belajar jadi lebih hidup dan mudah diingat.

3. Buat Zona Belajar yang Fleksibel

Anak kinestetik sering kali kesulitan duduk lama. Jadi, penting untuk menciptakan ruang belajar yang tidak kaku. Mams bisa sediakan karpet bermain, meja kecil, atau papan tulis portabel. Biarkan anak belajar sambil berdiri, berjalan, atau bahkan menari—selama itu membantunya fokus.

Mams juga bisa buat sesi belajar berdurasi singkat tapi intens, lalu beri jeda untuk bergerak. Ini akan membuat anak tetap semangat dan tidak merasa kelelahan secara mental.

Tantangan dalam Menerapkan Gaya Belajar Kinestetik, dan Solusinya.

Meski terdengar menyenangkan, menerapkan gaya belajar kinestetik juga punya tantangan tersendiri, Mams. Salah satunya adalah kebutuhan akan ruang gerak yang lebih luas dan perlengkapan yang mendukung aktivitas fisik. Di lingkungan sekolah yang kaku, anak kinestetik bisa dianggap “tidak disiplin” karena tidak bisa diam.

Solusinya, Mama Papa bisa mulai dari rumah dengan menciptakan rutinitas belajar yang fleksibel dan dinamis. Libatkan guru atau sekolah dalam diskusi tentang kebutuhan belajar anak. Beri pemahaman bahwa gaya belajar bukan soal gangguan perilaku, tapi justru kekuatan yang bisa dioptimalkan. Jika lingkungan mendukung, anak kinestetik bisa tumbuh sebagai pembelajar aktif dan percaya diri.

Dengan Memahami Gaya Belajar, Kita Bisa Menumbuhkan Anak yang Percaya Diri

Mams, setiap anak punya cara belajarnya sendiri—dan untuk si kecil yang aktif dan senang bergerak, gaya belajar kinestetik adalah jalan terbaik untuk tumbuh dan berkembang. Dengan mengenali ciri dan kebutuhannya, Mams bisa membantu anak belajar lebih efektif dan menyenangkan.

Supaya proses belajar makin seru, Mams bisa menjelajahi berbagai aktivitas edukatif yang mendukung gaya belajar ini. Di platform Happy Kamper, tersedia banyak pilihan kelas PopUp yang menggabungkan permainan dan pembelajaran aktif, serta kegiatan outdoor dan outing yang cocok untuk anak kinestetik. Belajar pun jadi pengalaman yang menyenangkan dan penuh makna.

Yuk, dukung potensi anak dengan menciptakan pengalaman belajar yang sesuai gaya mereka. Baik di rumah maupun di sekolah, pastikan si kecil merasa dimengerti dan diberi ruang untuk bergerak, mengeksplorasi, dan belajar dengan caranya sendiri.

By hkadmin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *