Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Bahkan, perhatian khusus sudah wajib Parents perhatikan saat masih di dalam kandungan. Karena anak yang lahir dengan sehat berawal dari ibu yang memperhatikan nutrisi dan kesehatan bayinya di dalam kandungan.
Setelah anak lahir dan mulai bertumbuh, hal yang harus diperhatikan dalam tumbuh kembangnya adalah pertumbuhan secara fisik dan perkembangan psikologisnya.
Yuk kita mulai dengan memahami tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak anak berdasarkan teori Piaget.
Tahapan Tumbuh Kembang Anak
Usia 18-24 Bulan Perkembangan Sensorimotor
Di usia ini, anak mulai mengembangkan pemahamannya tentang lingkungan sekitar melalui koordinasi dan pengalaman sensorik (melihat, mendengar, menggapai, menyentuh).
Perkembangan utama di tahap sensorimotor ini anak mulai memahami bahwa terdapat objek dan peristiwa yang terjadi secara alami dan tindakan meresponnya. Contoh, jika Parents meletakkan mainan di bawah selimut, maka secara otomatis anak akan mencarinya.
Usia 2-7 Tahun Tahap Perkembangan Praoperasional
Di fase ini anak berpikir pada tingkat simbolik. Pemahaman kognitif dan logikanya belum bisa sempurna. Mereka membangun pemahaman terhadap lingkungan sekitar melalui adaptasi dan pengalaman simbolik yang dilihat. Oleh sebab itu, sangat penting untuk Parents bisa hadirkan pengalaman simbolik yang baik dan benar di usia ini.
Usia 7-11 Tahun Tahap Perkembangan Operasional Konkret
Di usia ini anak mulai bisa berpikir secara rasional dan terorganisir. Usia ini menjadi titik balik dari perkembanga kognitif anak menuju pemikiran logisnya. Pada tahap ini, anak mulai bisa menggunakan pemikiran logisnya meskipun terbatas pada objek fisik saja. Anak mulai bisa menunjukkan kemampuan konservasi nya seperti menghitung jumlah, luas, volume, dan orientasi.
Usia 12 Tahun Ke Atas Tahap Perkembangan Operasional Formal
Menurut teori Piaget, inilah tahap terakhir perkembangan kognitif anak dan berlangsung hingga dewasa. Pada usia ini anak memperoleh kemampuan berpikir secara abstrak tanpa harus dimanipulasi objek konkret. Anak mulai terampil berhitung secara matematis, di satu sisi mereka mulai bisa berpikir kreatif dan bernalar abstrak. Di usia ini, Parents bisa menstimulasi minat bakatnya, baik yang bersifat exact maupun kesenian.
Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu.
Baca juga: Rekomendasi Kelas Aktivitas Sensori dan Gimnastik Balita di Jakarta
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
1. Faktor Genetik
Dalam tumbuh kembang anak, faktor genetik tidak bisa dikesampingkan. Tinggi badan, berat badan, postur fisik, tekstur rambut anak, sampai kecerdasan serta bakat anak, ini sangat dipengaruhi oleh faktor genetik. Suplemen mungkin sedikit membantu, namun faktor genetik menjadi salah satu faktor terbesar dalam tumbuh kembang anak.
2. Faktor Lingkungan
Rasanya semua orang sepakat, lingkungan adalah salah satu faktor yang ikut mempengaruhi tumbuh kembang anak. Kondisi geografis, pola asuh di rumah, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial akan sangat berpengaruh kepada tumbuh kembang anak, baik fisik maupun psikologisnya.
Oleh sebab itu, perlu menjadi perhatian setiap orang tua agar memilihkan lingkungan yang baik untuk anak bertumbuh.
3. Asupan Nutrisi
Nutrisi juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh, bahkan sejak dalam kandungan. Asupan nutrisi dan gizi seimbang untuk fisik dan otak anak dapat mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Sebaliknya, jika kurang asupan nutrisi berbagai masalah tumbuh kembang bisa mengintai. Stunting adalah salah satu yang kerap ditemui akibat kekurangan asupan nutrisi. Bukan hanya fisik, tapi juga perkembangan kognitifnya juga akan terganggu. Oleh sebab itu, penting untuk memenuhi asupan gizi seimbang untuk anak.
4. Faktor Kesehatan dan Kebersihan
Vaksinasi menjadi penting untuk diberikan ke anak karena kesehatan akan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya. Selain itu pola hidup bersih dan sehat juga wajib diterapkan dalam keseharian anak dan orang tua.
5. Faktor Pendidikan
Pola pendidikan yang didapatkan anak juga berpengaruh. Oleh sebab itu, berbagai kegiatan stimulasi jadi penting, seperti memberikan anak permainan edukatif sejak dini. Hal ini bisa mempercepat perkembangan kognitif dan motorik anak.
6. Faktor Psikologis dan Emosional Orang Tua
Orang tua yang bahagia akan memberikan positive vibes pada anak dan keluarga. Anak pun akan tumbuh sehat ceria. Hukum sebab akibat ini nyatanya sangat berpengaruh. Penting bagi orang tua senantiasa menjaga kesehatan mental dan emosional karena akan berdampak langsung ke tumbuh kembang anak. Jauhi stress agar anak tidak ikut merasakan trauma pengasuhan dan stress.
7. Faktor Sosialisasi
Bersosialisasi akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu, penting agar anak dilatih bersosialisasi dengan teman sebaya. Salah satunya dengan bermain stimulasi bersama.
Peran Penting Stimulasi dalam Tumbuh Kembang Anak
Stimulasi adalah salah upaya yang bisa dilakukan orang tua sesuai agar tumbuh kembang anak lebih optimal.
Dalam hal ini parents bisa memilihkan anak untuk mengikuti berbagai kelas stimulasi, seperti kelas sensorik, motorik, sampai dengan kognitif. Di kelas stimulasi ini anak juga bisa melatih sosialisasinya.
Happy Kamper telah membuat daftar rekomendasi kelas stimulasi yang bisa Parents pilih, simak informasinya berikut ini!
Rekomendasi Kelas Stimulasi untuk Anak Usia Dini
1. Montessori Play Club by Sensorialoca, Jakarta Timur
Di kelas ini, anak akan bermain bersama-sama permainan stimulasi sensorik. Metode montessori yang digunakan adalah Montessori, yang mengedepankan minat dan kekhasan tema. Kelas ini bisa diikuti oleh anak mulai usia 1,5-6 tahun.
Biaya yang perlu Parents keluarkan untuk mendaftarkan anak di kelas ini adalah mulai dari Rp190.000/sesi. Jangan lewatkan promo menarik dari Happy Kamper, ya. Diskon 10% menjadi Rp171.000/sesi, booking di aplikasinya sekarang juga!
Alamat:
Jalan Tebet Timur III J No.12, Tebet Timur, Jakarta Selatan.
Info selengkapnya cek Instagram @sensorialoca
2. Little Nahlah Stimulation Class, Tangsel
Di kelas stimulasi ini anak-anak akan bermain sensory play yang sangat baik untuk tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasarnya. Selain itu ada juga kegiatan art and craft, dan STEM yang berbasis Islamic value.
Biaya yang perlu Parents keluarkan untuk mendaftarkan anak di kelas ini adalah mulai dari Rp70.000/sesi. Jangan lewatkan diskon 20% di Happy kamper menjadi Rp56.000/sesi.
Alamat:
Jalan H. Amat No.5A RT7/RW1, Pondok Karya, Pd Aren, Tangerang Selatan
Info selengkapnya cek Instagram @nahlah_learning_center.
3. Teman Khals, Jakarta
Salah satu kegiatan di kelas stimulasi sensorik dan motorik anak adalah aktivitas fieldtrip. Teman khals menyediakan fieldtrip pemadam kebakaran yang bisa diikuti oleh anak mulai usia 2 tahun.
Biaya yang perlu Parents keluarkan untuk kelas ini mulai dari Rp120.000. Promo menarik di Happy Kamper, diskon 10% menjadi Rp108.000.
Alamat:
Gg. Melati 2 No.100, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12450
Informasi selengkapnya cek akun Instagram @temankhals_.
4. Tunas Eduplay, Yogyakarta
Nah untuk Parents yang berlokasi di Yogyakarta, ada Tunas Eduplay sebagai pilihan kelas stimulasi anak. Di kelas ini anak-anak akan diajak untuk eksplore Sungai Bedog. Kegiatannya meliputi edukasi konservasi mata air, bersih sungai Sungai Bedog, pelepasan bibit ikan, belajar siklus air, dan lain-lain. Kegiatan ini bisa diikuti mulai dari anak usia 3 tahun ya.
Biayanya mulai dari Rp80.000/anak, diskon 10% di Happy Kamper menjadi Rp72.000/anak. Untuk lokasinya di Yogyakarta, ya.
Alamat:
Gatak, Tamantirto, Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Info selengkapnya cek Instagram @tunas_yk.
Melibatkan anak dalam berbagai kelas stimulasi tersebut adalah upaya pencegahan terjadinya keterlambatan dalam tumbuh kembang anak. Lalu, kapan anak dikatakan terlambat dalam tumbuh kembangnya? Berikut informasinya.
5. Kawan Main, Yogyakarta
Satu lagi, kelas stimulasi yang bisa dikunjungi di Yogyakarta, Kawan Main. Beberapa kegiatannya antara lain brain game, sensory play, bonding time, community communication, dan lain sebagainya. Kegiatan ini bisa diikuti oleh anak usia 2-4 tahun, ya.
Biaya perlu dikeluarkan mulai dari Rp250.000, bisa dipesan sekarang juga melalui Happy Kamper!
Alamat:
Jalan Apokat No.50 Perumnas Condong Catur, Kec. Depok, Kab. Sleman, Yogyakarta.
Informasi selengkapnya cek Instagram @kawanmain.id
Tanda-Tanda Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
1. Tanda Keterlambatan Perkembangan Motorik
Parents perlu waspada jika terdapat tanda ini pada anak. Mulai dari kesulitan menggerakan tangan dan kaki, tidak mampu duduk tanpa dukungan di usia 9 bulan, tidak dapat menahan beban pada kaki di usia 1 tahun, dan tidak menunjukkan preferensi tangan baik kanan maupun kiri sebelum 1 tahun.
Selain itu banyak tanda lainnya juga seperti sulit jaga keseimbangan, sering memasukan benda ke dalam mulut di usia 14 bulan, tidak mampu merangkak, dan tidak dapat berdiri di usia 1 tahun, serta tidak mampu berjalan sampai usia 18 bulan.
2. Tanda Keterlambatan Bicara dan Bahasa
Tanda anak terlambat bicara antara lain, tidak merespon suara keras dan tidak mampu mengoceh pada usia 3-4 bulan. Selain itu, di usia 1 tahun belum juga mampu mengucapkan 1 kata pun atau tidak mengerti kata sederhana seperti ‘dadah’ atau ‘tidak’. Begitupun jika tidak direspon ketika dipanggil namanya.
3. Tanda Keterlambatan Perkembangan Sosial dan Emosional
Tidak menunjukkan senyuman dan rasa gembira adalah salah satu cirinya. Selain itu, di usia 8 bulan ketika tidak berminat pada permainan ‘cilukba’ juga menjadi salah satu indikasi anak telat berkembang. Anak tidak mampu mengekspresikan berbagai wajah dan bermain roleplay di usia 18 bulan juga menjadi jadi salah satu cirinya.
4. Tanda Keterlambatan Perkembangan Kognitif
Salah satu cirinya adalah tidak mampu mengidentifikasi sumber suara pada usia 6 bulan. Selain itu, anak juga tidak mampu menunjuk objek gambar yang disebutkan di usia 1 tahun. Beberapa ciri lainnya seperti tidak memahami instruksi sederhana dan tidak memahami fungsi benda-benda sederhana di usia 2 tahun.
Jika Parents mendapati beberapa tanda tersebut, maka bisa ditindaklanjuti dengan membawa anak ke klinik tumbuh kembang anak untuk mendapatkan bantuan dari profesional.
Pada akhirnya, penting bagi Parents untuk memahami faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Mulai dari faktor genetik, lingkungan, asupan nutrisi, faktor pendidikan hingga memberikan kelas stimulasi, hal-hal ini harus menjadi perhatian Parents dalam memantau perkembangan Si Kecil.
Dengan berbagai upaya tersebut maka melihat anak tumbuh optimal adalah sebuah keniscayaan. Yuk, berikan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak!
Jangan lupa untuk download Happy Kamper di smartphone Parents, agar Parents bisa terus mendapatkan rekomendasi aktivitas dan kelas stimulasi untuk anak di kota tempat tinggal Parents, dengan harga khusus!