Happy Kamper

Ilustrasi anak bermain dan tertawa bersama (Sumber gambar: Freepik.com/jcomp)

Membangun sikap toleransi pada anak sejak dini sangat penting sebagai pembekalan sebelum mereka menginjak pendidikan dasar. Toleransi adalah kunci untuk menghormati perbedaan, menghargai keunikan setiap individu, dan mempersiapkan anak untuk hidup di lingkungan yang beragam. Sikap toleransi mengajarkan anak untuk menghormati berbagai perbedaan, baik perbedaan etnis, agama, gender, maupun saat bertemu dengan penyandang disabilitas, dan perbedaan intelektual lainnya. Dengan demikian, anak dapat belajar menghormati dan menghargai berbagai bentuk perbedaan.

Mengapa Anak Perlu Diajarkan Sikap Toleransi

(Ilustrasi anak meletakkan tangan mereka satu di atas yang lain (Sumber gambar: Freepik.com/freepik)

Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak. Seorang anak akan mencerminkan perilaku orang tuanya serta mencontoh sikap orang tuanya saat di rumah. Oleh karena itu, Parents perlu mencontohkan perilaku positif kepada anak, salah satunya adalah sikap toleransi. Anak perlu diajarkan sikap toleransi agar tidak cenderung menunjukkan sikap negatif kepada seseorang yang berbeda di matanya. Misalnya, ketika anak tidak mau bermain karena warna kulit yang berbeda karena tidak berasal dari suku yang sama. Mengajarkan anak untuk bersikap toleran akan membantu mereka mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional, sehingga mereka bisa berinteraksi dengan baik dan menghargai semua orang di sekitar mereka. Artikel ini akan membahas lima tips efektif yang dapat membantu Parents dan para pendidik dalam membangun sikap toleransi pada anak sejak dini. 

Baca juga:
Wajib Tahu! Tips Parenting untuk Mendukung Perkembangan Positif Anak 

Tips Membangun Sikap Toleransi Anak Sejak Dini

(Ilustrasi anak merangkul satu sama lain (Sumber gambar: Freepik.com/EyeEm)

Sikap toleransi perlu diasah setiap hari agar anak semakin terbiasa menerima perbedaan di lingkungan sekitarnya. Maka penting untuk mengajarkan anak tentang toleransi sejak dini. Berikut adalah lima tips untuk membantu orang tua membangun sikap toleransi pada anak sejak dini.

1. Ajarkan Anak untuk Menghormati Perbedaan

Mulailah dengan mengajarkan anak untuk menghormati perbedaan. Parents dapat mengajarkan anak untuk tidak memandang perbedaan sebagai sesuatu yang buruk atau aneh. Namun sebaliknya, ajarkan mereka untuk melihat perbedaan sebagai sesuatu yang menarik dan dapat dipelajari. Contohnya, saat bermain dengan teman yang berbeda ras, agama, atau budaya, ajarkan anak untuk menghormati perbedaan dan mencari kesamaan. Dengan cara ini, anak akan lebih berhati-hati dalam berbicara dan tidak akan menyakiti perasaan orang lain melalui kata-katanya.

2. Bawa Anak ke Lingkungan yang Beragam

Ajaklah anak ke lingkungan yang beragam, seperti tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai latar belakang. Ini dapat melatih anak untuk beradaptasi dengan perbedaan dan menghargai keberagaman. Misalnya, bawa anak ke pasar atau festival yang dihadiri oleh orang-orang dari berbagai budaya. Selain itu, Parents bisa mengajak anak untuk mengunjungi daerah yang berbeda dari tempat tinggal, sehingga anak dapat belajar dan mempraktikkan cara menghargai orang lain di lingkungan yang berbeda. Dengan itu, anak akan terbiasa dengan keragaman dan lebih mudah menerima serta menghormati perbedaan.

3. Ceritakan Sejarah dan Budaya

Ceritakan sejarah dan budaya yang berbeda kepada anak. Hal ini dapat membantu mereka memahami asal-usul perbedaan dan menghargai keunikan setiap budaya. Parents juga bisa memperkenalkan anggota keluarga yang berasal dari daerah yang berbeda. Misalnya, jika Parents memiliki anggota keluarga yang berasal dari Papua, ceritakan kepada anak-anak tentangnya. Parents dapat menyisipkan informasi mengenai ciri khas budaya Papua, makanan khasnya, serta rumah adat daerah tersebut. Contoh percakapan yang dapat dilakukan untuk berdiskusi mengenai sejarah dan budaya yang berbeda adalah:

“Adik, kenalkan Om Mathius yang berasal dari Papua. Di Papua, terdapat daerah yang sangat indah. Makanan pokok di Papua adalah sagu, yang digunakan sebagai pengganti nasi, dan rumah adat di sana sangat unik karena atapnya terlihat seperti jamur.”

Dengan cara ini, anak tidak akan melontarkan kalimat diskriminatif mengenai perbedaan makanan pokok di Papua, yaitu sagu, karena sudah mengetahui bahwa mayoritas masyarakat Papua memakan sagu sebagai pengganti nasi.

4. Ajarkan Anak untuk Tidak Berstereotip

Ajarkan anak untuk tidak berstereotip atau menilai orang lain hanya berdasarkan penampilan atau kebiasaan. Bantu mereka melihat setiap orang sebagai individu yang unik dengan kelebihan masing-masing. Misalnya, saat anak bertemu dengan orang-orang yang berbeda, dorong mereka untuk melihat orang tersebut sebagai individu dengan keunikan dan keistimewaan sendiri. Dengan demikian, anak akan memahami bahwa setiap orang berbeda dan memiliki keistimewaan masing-masing, serta belajar menghargai keunikan tersebut.

5. Diskusikan Pentingnya tidak Melontarkan Kalimat Diskriminatif

Parents perlu mengoreksi diri mereka sendiri ketika mendengar perkataan yang bersifat diskriminatif, dengan cara yang lugas namun tetap menggunakan bahasa yang positif. Sebagai guru pertama bagi anak-anak, Parents perlu menjaga dan menyaring perkataan yang mereka ucapkan agar anak tidak terpengaruh untuk menirunya. Contoh yang baik adalah dengan mengajarkan anak mengenai pentingnya berbicara dengan cara yang menghormati perbedaan. 

Misalnya, saat ayah mengatakan, “Masakan Tante Anna selalu manis karena dia berasal dari Yogyakarta,” maka ibu bisa mengoreksi dengan cara, “Memang, masakan Tante Anna cenderung manis, tetapi kita harus menghargainya. Tante Anna selalu bangga memperkenalkan masakannya kepada semua orang.”

Hal yang sama perlu diterapkan dalam situasi lain yang sensitif, seperti komentar mengenai tinggi badan, berat badan, atau penampilan fisik seseorang. Parents perlu aktif dalam mengoreksi perkataan anak-anak maupun pasangan hidup mereka, dengan menggunakan bahasa yang mendukung penghargaan terhadap keberagaman dan menghindari menyakiti perasaan orang lain.

Kesimpulan

Membangun sikap toleransi pada anak sejak dini sangat penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia yang semakin beragam dan kompleks. Dengan mengajarkan anak untuk menghormati perbedaan, menghargai keunikan setiap individu, dan beradaptasi dengan lingkungan baru, Parents dapat membantu anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang baik, toleran, dan menghargai keberagaman.

Sebagai solusi bagi Parents yang ingin mendukung perkembangan anak-anak dengan cara yang menyenangkan, Happy Kamper hadir dengan berbagai rekomendasi tempat bermain, aktivitas olahraga, seni, kegiatan outdoor, dan edukasi untuk memudahkan Parents mengisi waktu luang anak-anak selama akhir pekan atau liburan panjang, dengan harga yang terjangkau dan lokasi yang mudah dijangkau. Aplikasi Happy Kamper juga menawarkan fitur untuk menemukan aktivitas bermain terdekat dari rumah sehingga parents tidak perlu khawatir mengenai jarak tempuh. Yuk, segera unduh aplikasi Happy Kamper sekarang juga untuk mendapatkan rekomendasi tempat liburan bagi anak-anak dan keluarga. Jangan lewatkan juga informasi menarik seputar parenting di blog Happy Kamper

 

By hkadmin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *